Pohon ini diyakini berasal dari Cina bagian selatan dan Asia Tenggara, dan telah dibudidayakan selama ribuan tahun, dengan catatan sejarahnya ditemukan di Cina sejak abad ke-3 Masehi. Kini, kelengkeng telah menyebar luas ke berbagai negara beriklim tropis di seluruh dunia, termasuk Thailand, Vietnam, Indonesia, Filipina, serta sebagian Afrika dan Amerika. Secara ekonomi, kelengkeng merupakan komoditas buah yang sangat penting, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Buahnya tidak hanya dinikmati segar, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk seperti manisan, buah kalengan, jus, bahkan es krim, menambah nilai ekonominya.
Dari segi pangan, buah kelengkeng sangat bergizi. Ia merupakan sumber vitamin C yang baik, membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kelengkeng juga mengandung antioksidan, mineral seperti kalium dan fosfor, serta beberapa vitamin B. Dalam pengobatan tradisional, biji kelengkeng kadang digunakan untuk mengobati gigitan ular dan buahnya untuk mengatasi insomnia atau kecemasan karena dipercaya memiliki efek menenangkan. Secara ekologis, pohon kelengkeng yang rimbun memberikan keteduhan, membantu menjaga kelembaban tanah, dan menjadi habitat bagi berbagai serangga penyerbuk dan burung.