Asal-usul alpukat dapat ditelusuri kembali ke Meksiko tengah dan Amerika Selatan, di mana ia telah dibudidayakan oleh suku Aztec dan Maya selama ribuan tahun. Penjelajah Spanyol memperkenalkan alpukat ke Eropa, dan dari sana, buah ini menyebar ke wilayah tropis dan subtropis lainnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Filipina, California, dan Florida.
Secara ekonomi, alpukat telah menjadi fenomena global dalam beberapa dekade terakhir. Peningkatannya popularitas didorong oleh kesadaran akan manfaat kesehatannya. Alpukat tidak hanya dijual segar, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk seperti guacamole, minyak alpukat, pasta, dan bahan baku untuk makanan sehat. Industri alpukat kini bernilai miliaran dolar dan terus berkembang. Dari segi pangan, alpukat adalah sumber nutrisi yang luar biasa. Ia kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang menyehatkan jantung, serat, vitamin K, folat, vitamin C, kalium (lebih tinggi dari pisang), vitamin E, dan vitamin B6. Konsumsi alpukat dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol jahat, peningkatan kesehatan pencernaan, dan penyerapan nutrisi yang lebih baik dari makanan lain. Selain itu, minyak alpukat juga banyak digunakan dalam industri kosmetik dan perawatan kulit karena sifat pelembab dan antioksidannya. Dalam pengobatan tradisional, biji dan daun alpukat kadang digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan dan peradangan.
Secara ekologis, pohon alpukat yang memiliki sistem perakaran yang kuat dan tajuk yang lebat berfungsi sebagai pelindung tanah dari erosi, terutama di lereng bukit. Mereka juga menyediakan keteduhan yang penting dan berkontribusi pada keanekaragaman hayati lokal dengan menyediakan habitat dan sumber makanan.