Asal-usul pohon ini dipercaya dari Asia Tenggara, dan telah lama dibudidayakan di Indonesia, Malaysia, Filipina, serta Cina bagian selatan. Kini, belimbing telah menyebar luas dan ditanam di berbagai daerah beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk India, Karibia, dan Amerika Selatan. Buahnya memiliki spektrum rasa yang bervariasi, mulai dari sangat asam hingga sangat manis, tergantung varietasnya, sehingga cocok untuk berbagai selera dan kegunaan kuliner.
Secara ekonomi, belimbing merupakan buah yang menjanjikan. Selain dijual segar di pasar lokal dan internasional, belimbing juga diolah menjadi jus, selai, manisan, atau bahan pelengkap salad dan hidangan penutup. Popularitasnya terus meningkat di negara-negara Barat karena bentuknya yang menarik dan rasanya yang eksotis. Dari segi pangan, belimbing adalah buah yang sangat sehat. Ia kaya akan vitamin C, antioksidan, serat, serta beberapa mineral seperti kalium. Kandungan kalorinya rendah, menjadikannya pilihan yang baik untuk diet. Dalam pengobatan tradisional, belimbing digunakan untuk meredakan demam, batuk, dan sakit tenggorokan, serta diyakini dapat membantu mengatasi masalah pencernaan. Beberapa penelitian awal juga menunjukkan potensi belimbing sebagai agen anti-inflamasi dan anti-kanker. Peran ekologis belimbing juga penting; bunganya yang menarik nektar menjadi daya tarik bagi serangga penyerbuk, mendukung keanekaragaman hayati lokal. Pohon belimbing juga menyediakan keteduhan yang bermanfaat.