Buah ini memiliki sejarah panjang dan diyakini berasal dari Asia Selatan, terutama di wilayah yang sekarang menjadi India dan Myanmar. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa mangga telah dibudidayakan selama lebih dari 4.000 tahun. Melalui Jalur Sutra dan penjelajah, mangga menyebar ke seluruh wilayah tropis di dunia, termasuk Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara, di mana ia kini menjadi bagian integral dari budaya dan ekonomi lokal.
Secara ekonomi, mangga adalah komoditas pertanian global yang masif. Industri mangga menyediakan mata pencarian bagi jutaan orang, mulai dari petani hingga pedagang. Buahnya dijual segar, beku, dikeringkan, atau diolah menjadi jus, selai, manisan, saus, dan bahkan cuka. Kemampuannya untuk diolah menjadi berbagai produk meningkatkan nilai ekonominya secara signifikan. Dalam pangan, mangga adalah gudang nutrisi. Buah ini merupakan sumber vitamin A (penting untuk penglihatan), vitamin C (penguat imun), folat, vitamin B6, serta serat makanan yang tinggi. Kandungan antioksidannya yang melimpah juga berkontribusi pada manfaat kesehatannya, termasuk potensi untuk mengurangi risiko penyakit kronis. Selain buahnya, bagian lain dari pohon mangga juga memiliki manfaat. Daun mangga sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati diabetes dan demam, sementara kulit batangnya memiliki sifat astringen.
Secara ekologis, pohon mangga yang besar dan rindang berperan penting dalam ekosistem. Tajuknya yang lebar menyediakan keteduhan yang sangat dibutuhkan di daerah tropis dan membantu mengurangi suhu lingkungan. Akarnya yang kuat membantu mengikat tanah dan mencegah erosi, terutama di lereng bukit. Pohon mangga juga menjadi habitat dan sumber makanan bagi berbagai jenis satwa liar, termasuk burung dan serangga.